February 28, 2013

Best in February 2013


Tercatat, ada 7 film lokal yang menyemarakkan bulan Pebruari. Bulan yang penuh suka cita cinta ini ternyata tidak dibanjiri dengan adegan romantis saja, namun juga adegan-adegan sadis. Seperti bulan lalu, saya akan memilih beberapa desain poster yang layak untuk dibingkai di sejarah perfilman kita. Kali ini, 'Rectoverso' mutlak menjadi film dengan poster yang paling variatif dan dengan desain yang terkonsep pada keseluruhan versinya. Meskipun sederhana, namun terkadang itulah yang dibutuhkan ketika hal-hal besar sukar ditemukan. Berikut daftar lengkap hotlist saya bulan ini.

DESAIN POSTER FILM TERBAIK
Rectoverso, Belenggu, Di Sini Ada Yang Mati  


AKTOR DAN AKTRIS TERBAIK DI POSTER
Lukman Sardi (Rectoverso) dan Imelda Therrine (Belenggu)


 POSTER BOX OFFICE
Rectoverso
FONTASE TERBAIK
Belenggu
TAGLINE TERBAIK
Rectoverso
POSTER TERBURUK
Misteri Cipularang

DESAIN POSTER FILM INTERNASIONAL TERBAIK
Would You Rather, Beautiful Creatures, A Glimpse Inside the Mind Of Charles Swan III

Belenggu (2013)


*No tagline*

Film thriller bersimbah darah karya Upi ini mungkin bisa mengobati rindu pada 'Rumah Dara' yang telah mengantarkan genre slasher ke level yang lebih tinggi. Belenggu sendiri bercerita tentang pembunuh keji yang berkeliaran di sebuah kota kecil. Penduduk di kota tersebut diliputi perasaan takut dan penuh kecurigaan. Elang (Abimana A.) adalah sosok sentral yang dihantui mimpi-mimpi tentang pembunuh berwujud kostum kelinci. Sementara tetangga Elang, Djenar (Laudya Cintya Bella) merasa bahwa suaminya punya keterkaitan dengan pembunuhan sebelumnya. Ceritanya sendiri sekilas cukup kokoh dengan pertanyaan-pertanyaan yang mebuat kita penasaran. Tokoh demi tokoh memiliki peran yang signifikan dalam berlangsungnya tiap adegan. 
Untuk posternya, Belenggu memiliki 3 versi. Dua versi teaser, serta satu poster final dengan darah berceceran kental. Menurut saya, sebuah film yang 'brutal' tidak harus diasosiasikan dengan visual yang seperti ini. Kesan yang muncul justru monoton, apalagi komposisinya tidak terkonsep dengan baik. Adegan Djenar yang ditampilkan juga tidak seperti kesakitan yang klimaks. Poster teaser-nya menurut saya lebih unik, segar, dan representatif.
Wajah kelinci yang tersenyum jahat merangkum keseluruhan maksud film. Meskipun, kelinci yang satu ini masih terlihat 'culun' dibandingkan serem. Hehe..

Postermeter: 5/10   

Misteri Cipularang (2013)


*No tagline*

Misteri Cipularang menjadi sajian di penutup bulan Februari ini. Dilahap atau tidak? Hmm.. Temanya sendiri sebenarnya cukup menarik dan bahkan telah menjadi urban legend. Percaya atau tidak percaya, hal-hal mistis kerap terjadi di kawasan tersebut. Mulai dari kecelakaan mobil hingga penampakan sosok-sosok yang tidak lazim. Melihat film ini dari posternya, rasanya sudah cukup. Bintang yang sama sekali tidak jelas, cerita horor yang berbalut hamil di luar nikah, serta wajah setan hasil crop dari poster film luar. Takut ya wajah setannya gak menjual? Poster di atas memperlihatkan sebelum (kanan) dan setelah crop dan menjadi poster final (kiri). Shame on this shamed movie!

Postermeter: 0/10

February 21, 2013

Operation Wedding (2013)


*No tagline*

Film Operation Wedding adalah sebuah film komedi bernuansa militer. Cerita tentang seorang Laksamana Angkatan Laut, Kardi (Bucek Depp) yang memiliki empat putri. Dimana sang putri bungsu, Windi (Yuki Kato) adalah putri favoritnya. Ia menjadi favorit lantaran paling bisa bertahan di dalam air dibandingkan ketiga kakaknya. Permasalahn muncul ketika Windi berjumpa dengan cintanya, Rendi (Adipati Dolken). Melihat benih asmara yang kian tumbuh, Kardi mulai waspada dan berniat menteror Rendi dengan berbagai cara. Rendipun tidak gentar dengan perjuangannya, setiap syarat yang diberikan oleh Kardi diperjuangkan agar ia bisa menikahi Windi.
Plot corny di atas rasanya sudah cukup menggambarkan keseluruhan filmnya. Tidak ada yang menjadi faktor nilai tambah. Sebatas komedi instan yang bersifat hiburan. Posternya sendiri dibuat 3 versi. Pada poster awalnya, film ini memajang seluruh cast-nya dengan kostum army look serta tema pernikahan. Namun, pada poster finalnya, gabungan dari dua konsep inilah yang dipakai. Photoshop-nya sendiri masih tergolong aman, tidak berantakan. Formasi cast yang berlebihanpun juga mengisyaratkan unsur komikal seperti halnya barisan pleton yang siap berperang. Namun, tetap saja konsep seperti ini masih termasuk jualan tampang. Unsur cincin pada judulpun pernah saya lihat di poster film Amerika. Menjadikan poster ini terasa hambar.

Postermeter: 3/10

Di Sini Ada Yang Mati (2013)


*No tagline*

Berjumpa lagi dengan genre horor non-omnibus pertama untuk tahun ini! Siapa lagi kalau bukan dari arahan tangan Nayato Fio Nuala. Film ini dibintangi oleh Donita dan Stuart Collin sebagai pemeran utama. Bercerita tentang wanita yang dihamili dan menuntut tanggung jawab lelaki yang menghamilinya. Ia bersama kedua temannya akhirnya menuju ke sebuah villa di hutan untuk menemui lelaki tersebut. Ternyata, apa yang ditemukan di hutan adalah fakta yang lebih menyeramkan. 
Jika anda membaca sinopsisnya sendiri di situs 21Cineplex, maka anda tidak akan menemukan bahasa-bahasa seperti di atas, kejadian demi kejadian diceritakan dengan gamblang hingga akhir cerita. Sungguh seorang pemberi sinopsis yang perlu banyak latihan. Atau memang keseluruhan jalinan cerita di film ini tidak penting?
Poster filmnya sendiri harus saya akui lebih rapi dibandingkan horror kebanyakan. Sosok Donita yang terkejut dengan banyaknya tangan yang mencengkram tubuhnya mebuat tampilan poster ini 'elegan'. Ditambah lagi ketidakhadiran sosok setan yang menyeramkan dan percikan darah membuat kesan bersih dan sederhana. Efek trashing pada kedua pemeran pembantu memang tidak canggih, namun cukup membantu kesolidan tema poster ini. Last but not least, saya tetap tidak suka dengan pemilihan judulnya. Terlalu dangkal.

Postermeter: 4/10

February 14, 2013

Rectoverso (2013)


"Cinta Yang Tak Terucap."

Film omnibus terlahir kembali. Kali ini dari genre drama bertema cinta yang diadaptasi dari kumpulan cerpen 'Rectoverso' karya Dewi Lestari. Disutradarai oleh lima selebritis wanita, akankah hasilnya lebih lembut dan menyentuh estetika? Ada lima film yang akan hadir. 'Cicak di Dinding' bercerita tentang masa lalu yang kembali datang. 'Curhat Untuk Sahabat' mengulik kisah pertemanan manis yang menyadarkan, 'Firasat' mengumpulkan anggotanya di sebuah klub penerima tanda dimana ketuanya mempunyai kharisma. 'Hanya Isyarat' mempertemukan anggota backpacker di milis dan membuat perjalanan singkat yang mengikat. Terakhir, 'Malaikat Juga Tahu' yang sudah akrab di video klip lagunya terdahulu. Kisah jatuh cinta penderita autisme. Uniknya, lagi, lagu-lagu Dewi Lestari diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh penyanyi sekaliber Glenn Fredly, Dira Sugandi, dll. 
Posternya sendiri cukup simpel. Menggabungkan cuplikan screen capture dari film dan merangkainya secara acak, menambal latar bentuk hati berwarna merah (pada poster final). Bentuk hati di belakang itu sebenarnya wajah pria dan wanita yang saling membelakangi. Cukup menggelitik. Namun, yang membuat spesial yaitu tiap judulnya dibuatkan poster tersendiri. Diantara kelimanya, 'Cicak Di Dinding' dan 'Firasat' menjadi poster favorit saya.

Postermeter: 6/10

Kata Hati (2013)


"Sebutlah itu CINTA..."

Dalam rangka menyambut hari kasih sayang, film 'Kata Hati' resmi dirilis hari ini. Film yang diadaptasi dari buku berjudul sama karya Bernard Batubara ini dibintangi oleh Boy Hamzah dan Joanna Alexandra. Kisahnya sendiri terdengar cukup familiar dengan percintaan sehari-hari. Tentang cinta yang pergi dan kembali, tentang pertemuan setelah luka di hati, dan tentang pertanyaan yang paling membingungkan soal siapa yang benar-benar dicintai. Tampak manis sebagai sajian romantisme remaja sih, apalagi kedua bintangnya bisa dibilang cukup 'aman' aktingnya. Posternya sendiri untuk versi bioskop dipilih yang berbingkai hati dengan latar merah. Sementara kami justru lebih menyukai desain tanpa frame berlatar pantai.   Pertama, suasana cinta dan alam intu memberi harmonisasi yang selaras dengan pasangan yang sedang dilanda badai asmara. Kedua, pemilihan font-nya meskipun kurang personal, namun lebih menarik dibandingkan versi bioskop. Namun, meskipun demikian chemistry kedua tokohnya tidak mengesankan.

Postermeter: 4/10 

February 10, 2013

10 Poster Film Paling Romantis


Menyambut hari kasih sayang, rasanya produksi film tanah air juga turut melancarkan serangan tema-tema cinta. Untuk tahun ini, 'Rectoverso' dan 'Kata Hati' akan rilis bersamaan tepat pada tanggal 14 Pebruari nanti. Saya juga tidak mau kalah dengan suasana romantis dong. Kali ini saya sudah membuat daftar poster paling romantis sepanjang era perfilman modern. Definisi romantisme di sini adalah adanya interaksi kedua tokoh utama pada poster. Jadi, mohon maaf kepada 'Ada Apa Dengan Cinta?' yang harus tereliminasi dari daftar, mengingat penilaian ini berdasar struktur poster. Romantisme di sini juga bisa berupa gairah, sentuhan, atau bahkan metafora. Berikut 10 poster yang menurut saya layak disebut romantis.


01. CIN(T)A (2009)
Ide romantisme ini sangat segar karena menggunakan simbol smiley yang terletak di jari. Menggabungkan dua ikon yang tersenyum dan dihiasi senyuman dua tokoh utamanya membuat poster ini hidup.

02. PINTU TERLARANG (2009)
Romantisme itu bisa berwujud gairah, sesuatu yang mencitrakan nafsu yang terkoneksi antara dua tokoh utamanya. Poster ini sangat merepresentasikan hal tersebut. Bahkan
kontur retakpun menambah aksen yang bernilai pada poster ini.

03. SANG PENARI (2011)
Unsur klasik menjadi tema keseluruhan poster ini. Busana tradisional dan rambut cepol menjadi romantisme yang bersifat 'kekal'. Ditambah dengan sosok penari yang berada di tengah pasangan, tidak menghilangkan maksud judul film tersebut, meskipun yang ditonjolkan poster adalah kisah percintaan.

04. PUPUS (2011)
Permainan warna menjadi unsur yang sangat mempengaruhi romantismenya keadaan. Bahkan suasana pasar malam bisa seperti London Eye dengan langit yang cemerlang.

05. AYAT-AYAT CINTA (2008)
Poster versi ini sederhana namun mengungkap romantisme ala muslim. Penggunaan cadar dan posisi pandangan mata pasangan ini memberi isyarat tentang makna filmnya.

06. HABIBIE & AINUN (2012)
Pesta dansa! Mengingatkan kita pada poster-poster bertema Havana. Konsepnya sendiri memang sederhana, namun warna dan ekspresi pemainnya berkolaborasi penuh cinta.

07. RADIT & JANI (2008)
Meskipun ide poster tidak terlalu original, namun pasangan ini mampu menampilkan romantisme anak jalanan yang berandal dan melawan 'kenormaan'
dalam romansa yang wajar.

08. LANGIT KE 7 (2012)
Unsur trashing dalam poster memang bukan hal yang baru, namun komposisi sinar, gambar dan tata letaknya menjadi harmonis dalam suasana yang manis.

09. UNGU VIOLET (2005)
Penggabungan metafora antara biru dan merah yang akan menghasilkan warna ungu menjadi nilai lebih presentasi film ini pada poster. Bahwa romansa dua 
unsur yang berbeda inilah yang ingin ditampilkan.

10. ROMEO JULIET (2009)
Kisah cinta dengan latar dua budaya klub sepakbola yang bersitegang menjadi arena yang penuh warna untuk difilmkan. Posternyapun bertema pasangan berkaos beda kesebelasan.

February 6, 2013

True Heart (2013)


"The most life motivated drama action movie."

Film pertama di bulan Februari ini menawarkan cinta dan aksi laga mafia narkoba yang berlangsung di kota Batam. Konon memang 99% proses syutingnya berlangsung di sana. Kisah seorang pengguna narkoba bernama Ferry (Agung Saga) yang ingin bebas karena melihat adik dan temannya berakhir tragis. Film ini sendiri sangat kebetulan muncul pasca tertangkapnya Raffi Ahmad akibat narkoba. Kebetulan semata? Well, yang pasti kota Batam sendiri terasa rasional dijadikan lokasi pengambilan gambar karena letaknya yang strategis dengan batas luar teritorial negara. Untuk posternya, versi final bioskop adalah yang di atas, sedangkan yang di bawah adalah versi-versi sebelumnya, bahkan teaser. Untuk poster utamanya sendiri ketidak-kontrasan warna wajah mengulang kesalahan layaknya poster Dream Obama bulan lalu. Bahkan sesuatu telah terjadi dengan ekspresi Ray Sahetapy yang terlihat kemayu. Masalah porsi tempat, lagi-lagi kurang tepat. Sosok jembatan Batam memang ingin ditonjolkan, tapi bukan lantas banyak kepala yang melayang-layang di atasnya. Lalu ada dua sosok yang sedang berkelahi di bawahnya dengan suasana... senyap. Apakah ini film laga? Nuansa senjanya sih cukup menarik, tapi ditambal dengan ketidak-menarikan.

Postermeter: 2/10